Analisis Kandungan Madu Dan Pengaruhnya Terhadap Nafsu Makan

Beberapa waktu lalu, admin generasi XYZ Mengadakan suatu penelitian tentang Kandungan Madu Dan Pengaruhnya Terhadap Nafsu Makan anak. berikut di bawah ini adalah objek penelitian anak yang juga merupakan sebagai bahan penelitian yang reel.

Kandungan Madu Dan Pengaruhnya Terhadap Nafsu Makan

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    HASIL

1.      Kandungan madu
a.       Karbohidrat
b.      Protein dan asam amino
c.       asam organik
d.      mineral alam
e.       Vitamin
f.       Senyawa propolis
2.      Pengaruh madu terhadap nafsu makan anak
Pengambilan data penelitian yang di lakukan dalam meningkatkan nafsu makan anak-anak di Desa padang kalua yang berjumlah 7 anak telah dilaksanakan pada tanggal 23 - 29 juni 2012.
Hasil penelitian yang didapatkan adalah indeks anak yang kekurangan nafsu makan dan presentase penilaian indeks anak yang kekurangan nafsu makan pada 7 sampel sebelum meminum madu dan setelah meminum larutan madu. Adapun hasil penelitian adalah sebagai berikut :
Dari penelitian dapat diketahui jumlah sampel yang memiliki indeks anak yang kekurangan nafsu makan sebelum minum larutan madu sebagian besar dalam kategori sedang yaitu 4 anak (70%), kategori baik yaitu 2 anak (20%), dan kategori buruk yaitu 1 anak (10%).
Dari penelitian dapat diketahui jumlah sampel yang memiliki indeks anak yang kekurangan nafsu makan sesudah meminum larutan madu sebagian besar dalam kategori yaitu baik yaitu 6 anak (90%), kategori sedang yaitu 1 anak (10%) dan kategori buruk 0 (0%).
Berdasarkan hasil di atas menunjukkan bahwa ada penurunan nilai indeks anak yang kekurangan nafsu makan sebelum meminum larutan madu yaitu 4 anak (70%), kategori baik yaitu 2 anak (20%), dan kategori buruk yaitu 1 anak (10%). Dan sesudah perlakuan adalah 6 anak (90%), kategori sedang yaitu 1 anak (10%) dan kategori buruk 0 (0%).
Dan tingkat keperayaan yang didapat dimasyarakat sekitar tempat penelitian adalah 95%.

B.     PEMBAHASAN

1.      Kandungan madu
Karbohidrat madu termasuk tipe sederhana. Rata-rata komposisinya adalah 17,1 persen air; 82,4 persen karbohidrat total; 0,5 persen protein, asam amino, vitamin, dan mineral. Karbohidrat tersebut utamanya terdiri dari 38,5 persen fruktosa dan 31 persen glukosa. Sisanya, 12,9 persenkarbohidrat yang terbuat dari maltose, sukrosa, dan gula lain.
Sementara kandungan asam organik dalam madu antara lain asam glikolat, asam format, asam laktat, asam sitrat, asam asetat, asam oksalat, asam malat, dan asam tartarat. Bahkan dalam asam laktat terdapat kandungan zat laktobasilin.
Kandungan mineral yang ada dalam madu alam, tergantung dari mana sari bunga yang dihisapnya. Bunga tersebut di tanam pada tanah yang banyak kandungan mineral apa. Sehingga banyaknya kandungan zat besi, tembaga dan mangan akan menjadikan madu berwarna gelap, sementara zat besi erat hubungannya dengan pewarnaan darah (hemoglobin). Beberapa kandungan mineral dalam madu adalah Belerang (S), Kalsium (Ca), Tembaga (Cu), Mangan (Mn), Besi (Fe), Fospor (P), Klor (Cl), Kalium (K), Magnesium (Mg), Yodium (I), Seng (Zn), Silikon (Si), Natrium (Na), Molibdenum (Mo) dan Aluminium (Al).
Kandungan vitaminnya ada Vitamin A,semua jenis vitamin B kompleks, beta caroten, Vitamin C,D,E dan K. Vitamin yang sangat kompleks terkandung dalam suatu bahan herbal alami yaitu madu.
2.      Fakta madu
Di dalam madu terdapat suatu senyawa yang bermanfaat bagi tubuh yaitu senyawa propolis. Propolis adalah sejenis resin yang karena bentuknya lengket seperti lem, disebut sebagai bee glue. propolis sebenarnya dihasilkan lebah dengan cara mengumpulkan resin-resin dari berbagai macam tumbuhan, kemudian resin ini bercampur dengan saliva dan berbagai enzim yang ada pada lebah sehingga menjadi resin yang berbeda dengan resin asalnya.
Karena sumbernya bermacam-macam, maka warna, komposisi, dan khasiat propolis bisa bervariasi. propolis bisa berwarna kuning sampai coklat tua, bahkan ada yang transparan. Komposisi kimia propolis terdiri dari flavonoid yang meliputi hampir 50 % dari komposisi propolis, asam kafeat, asam ferulat, dan mineral dalam jumlah kecil.
Penggunaan propolis sebagai obat sebenarnya sudah dilakukan sejak abad ke 12. orang-orang Yunani dan Romawi telah menggunakan propolis untuk mengobati bengkak. Orang mesir selain menggunakan propolis sebagai obat, juga memakainya sebagai perekat pada pembuatan kano. Bagi lebah sendiri propolis berfungsi melindungi seluruh sarang dan tempat lebah ratu menyimpan telurnya dari hama yang menyebabkan kebusukan telur-telurnya yaitu Bacillus larvae.
Hal inilah yang mendasari digunakannya propolis sebagai antibiotik. Kemudian dilakukan berbagai penelitian mengenai efek antibiotik propolis terhadap berbagai mikroba. Hasil penelitian yang dimulai Karimova sejak tahun 1975 terhadap Bacillus de koch dan kemudian diikuti peneliti-peneliti lain menunjukkan, propolis memiliki efek bakterisidal terhadap Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, Streptococcus, Streptomyces, Streptomyces sobrinus, Saccharomyces cerevisiae, Escherichia coli, Salmonella dan Shigella, Giardia lambia, Bacteroides nodocuc, Klebsiella pneumoniae, selain itu juga efektif sebagai fungisida pada Candida albicans, Aspergillus niger, Botrytis cinerea dan Ascosphaera apis. Uniknya hasil penelitian menunjukkan, propolis lebih efektif bila diuji efeknya secara in vivo daripada in vitro. Hal ini disebabkan karena propolis bisa berfungsi sebagai imunostimulan, yang merangsang fungsi berbagai organ dan menginduksi system pertahanan tubuh menjadi lebih kebal terhadap kuman penyakit.
Kelebihan propolis dibanding antibiotik lainnya adalah efek sampingnya yang kecil. Satu-satunya efek samping yang terjadi dan itu pun jarang yaitu timbulnya reaksi alergi bila digunakan secara lokal. Sedangkan bila diberikan peroral tidak ada efek samping yang terjadi. Kelebihan lain yaitu tidak menimbulkan resistensi. Antibiotik seperti penisilin dapat menimbulkan resistensi karena bakteri bisa memperbaharui diri menjadi lebih kebal terhadap penisilin. Tetapi bakteri ataupun virus tidak bisa menjadi kebal terhadap propolis. Selain itu, propolis sebagai antibiotik memiliki selektifitas yang tinggi. Propolis hanya membunuh kuman penyebab penyakit saja sedangkan mikroba yang berguna seperti flora usus tidak terganggu oleh propolis. Zat aktif yang diketahui bersifat antibiotik pada propolis adalah asam ferulat. Zat ini efektif terhadap bakteri gram positif dan negatif. Asam ferulat juga bersifat agglutinating (berperan dalam pembekuan darah), sehingga bisa dimanfaatkan untuk mengobati luka dan diberikan dalam bentuk salep.
“Propolis” sebagai antikanker
Berdasarkan penelititan yang dilakukan S. Scheller, dkk yang menguji efektifitas antikanker dari ekstrak etanol propolis (EEP) pada mencit yang diinduksi dengan ehrlich carcinoma cells menunjukkan, mencit yang bisa bertahan hidup lebih banyak setelah diberi EEP. Efek antikanker EEP terhadap Ehrlich Carcinoma cells ini berkaitan dengan kandungan flavonoid pada propolis.
Flavonoid mempengaruhi tahapan metabolisme sel kanker misalnya dengan cara menghambat penggabungan timidin, uridin, dan leucin dengan sel kanker tersebut sehingga dapat menghambat sintesis DNA sel kanker. Peranan flavonoid sebagai antikanker juga diperkuat oleh eksperimen lain yang menggunakan hidrokarbon aromatic polisiklik sebagai penginduksi kanker.
Mekanisme penghambatan terhadap hidrokarbon aromatic polisiklik berkaitan dengan penghambatan stimulasi metabolik yang diinduksi oleh hidrokarbon aromatic polisiklik dan memengaruhi aktivitas beberapa sel promoter. Flavonoid ini merupakan sua tu zat yang banyak terdapat pada tumbuhan, tetapi dalam propolis berada dalam bentuk terkonsentrasi. Dengan sistem metabolismenya, lebah membuat flavonoid dari tumbuhan itu lebih efektif. Jadi lebah seolah-olah menjadi perantara flavonoid dengan manusia dan hewan. Senyawa flavonoid yang ditemukan pada EEP antara lain betulinol, quersetin, isovanilin, galangin, isalpinin, kaemferol, rhamnetin, isohmnetin, pinocembrin, pinostrobin dan pinobaksin. Saat ini propolis tersedia dalam bentuk tablet, salep, kapsul, krim, dll. Penggunaan propolis bisa pada orang sehat maupun sakit. Pada orang sehat penggunaan propolis dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Sedangkan pada orang yang sedang sakit penggunaannya bila digabungkan dengan obat sintesis bisa meningkatkan efeknya misalnya bisa meningkatkan efek penisilin. (Jacobs Caal, Natural Product from Bee, 1991).

3.      Pengaruh madu terhadap nafsu makan anak
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat di desa padang kalua mengenai madu sebagai obat meningkatkan nafsu makan anak tergolong minim. Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh nilai rata-rata indeks anak yang kekurangan nafsu makan antara sebelum dan sesudah perlakuan pada anak-anak di desa padang kalua. Nilai persentase indeks anak yang kekurangan nafsu makan sebelum meminum larutan madu yaitu 4 anak (70%), kategori baik yaitu 2 anak (20%), dan kategori buruk yaitu 1 anak (10%). Dan sesudah perlakuan adalah 6 anak (90%), kategori sedang yaitu 1 anak (10%) dan kategori buruk 0 (0%). Dan tingkat keperayaan yang didapat dimasyarakat sekitar tempat penelitian adalah 95%.
Hal Ini terlihat jelas bahwa meminum larutan madu dapat meningkatkan nilai indeks nafsu makan. Madu tidak hanya mampu menghentikan bakteri patogen di dalam tubuh yang saja, namun juga dapat meningkatkan nafsu makan pada anak. Sifat madu tersebut sangat bermanfaat untuk mencegah kurang gizi dan penyakit-penyakit lainnya yang disebabkan karna kurangnya nafsu makan.

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "Analisis Kandungan Madu Dan Pengaruhnya Terhadap Nafsu Makan"

Posting Komentar